Fokal lensa, Picture angle dan Perspektif
Perhatikan saat memakai lensa zoom, betapa banyaknya orang yang tidak peduli pada berapa fokal lensa yang sedang dipakainya. Dia hanya memakai lensa pada posisi paling wide, lalu bila dirasa kurang dekat dia melakukan zooming sehingga obyek tampak mendekat. Jangan heran kalau foto yang dihasilkan oleh orang semacam ini juga biasa-biasa saja, bahkan bisa nampak tidak alami karena distorsi lensa. Jangan-jangan kita juga seperti itu, bahkan kita belum mengetahui apa kaitan antara fokal lensa, bidang gambar dan persepektif? Jangan kuatir, artikel ini mencoba menjelaskannya untuk anda.
Fokal lensa
Sudah menjadi hal yang umum apabila sebuah kamera memiliki lensa zoom yang panjang fokalnya bisa berubah-ubah. Fokal lensa sendiri berhubungan langsung dengan picture angle (sudut gambar) dimana fokal yang pendek biasa disebut dengan wideangle, sehingga biasa disebut lensa wide, sedang fokal panjang biasa disebut telephoto, sehingga biasa disebut lensa tele. Kita tahu kalau keuntungan dari lensa wide adalah kemampuan membuat foto dengan bidang gambar yang lebar, terkesan luas dan punya sudut gambar yang besar, sedang lensa tele punya keuntungan akibat sudut gambarnya yang sempit sehingga bisa mengambil foto yang berada jauh menjadi tampak dekat.
Selain lensa zoom, kita mungkin pernah mencoba lensa fix atau lensa dengan fokal yang tetap. Banyak lensa fix yang cukup populer semisal lensa 50mm, atau lensa fix yang wide seperti 28mm, atau lensa fix yang tele seperti 105mm. Lensa fix punya keuntungan dalam kualitas optik, biaya produksi yang lebih murah serta ukuran yang lebih kecil. Tapi memotret memakai lensa fix agak lebih repot dibanding memakai lensa zoom karena kita hanya punya satu picture angle yang tetap. Bila obyek yang akan difoto terlalu dekat maka kitalah yang harus mundur, bila obyek yang difoto masih tampak terlalu jauh maka kita harus melangkah mendekati obyek.
Picture angle
Picture angle atau sudut gambar hanyalah istilah yang mewakili luasnya area bidang yang bisa diambil oleh kamera atau lensa. Semakin luas bidang gambar maka semakin lebar sudut gambarnya. Lensa wide akan menghasilkan gambar dengan sudut lebar. Sebaliknya semakin sempit bidang gambar maka semakin sempit sudut gambarnya. Sudut sendiri seperti biasa dinyatakan dalam derajat.
Sebuah lensa zoom, misal 28-105mm, dengan mudah kita mengatakan kalau lensa ini mampu dipakai untuk mengambil foto dengan fokal wide 28mm hingga tele 105mm. Namun kita juga bisa mengatakan kalau lensa ini memiliki sudut gambar yang bisa dirubah mulai dari sudut lebar (sekitar 65 derajat) hingga sudut yang sempit (sekitar 19 derajat). Memiliki satu lensa zoom seperti ini dirasa praktis dan mampu menggantikan beberapa lensa fix seperti 28mm, 35mm, 50mm, 85mm dan 105mm. Inilah alasan mengapa lensa zoom begitu populer, meski secara kualitas optik masih kalah dibanding dengan lensa fix.
Perspektif
Kalau anda serius ingin mendalami fotografi, memahami lensa dari sisi fokal dan picture angle saja masih kurang lengkap. Ada satu dampak nyata dalam fotografi terkait fokal lensa yaitu perspektif (dan efek sampingnya yang dinamakan distorsi). Perspektif adalah bagaimana kesan yang dihasilkan oleh obyek dan latar relatif terhadap jaraknya ke kamera. Inilah yang sering diabaikan, dilupakan bahkan tidak diketahui sebagian dari kita dalam memakai lensa zoom (pemakai lensa fix biasanya sudah mengerti soal perspektif).
Coba perhatikan gambar di sebelah kanan. Ketiga foto ini nampak sama, ada botol merah sebagai obyek utama, ada botol biru sebagai latar dan sepintas komposisinya nampak hampir sama. Lalu apa yang membedakan ketiga foto disebelah ini? Fokal lensanya? Betul. Foto yang atas diambil memakai fokal 18mm, yang tengah memakai 34mm dan yang bawah 55mm. Tapi ada satu perbedaan utama yang nampak sebagai akibat dari pemakaian fokal yang berbeda itu, jawabannya adalah perspektif.
Apakah anda menyadari kalau ketiga foto disebelah ini diambil dengan jarak yang berbeda antara obyek terhadap kamera? Foto pertama memaksa kamera untuk berada sangat dekat dengan obyek, foto kedua membuat kamera bergeser agak mundur menjauhi obyek dan foto ketiga adalah foto dimana obyek dan kamera berada di jarak yang terjauh. Ketiganya memberikan perspektif yang berbeda.
Perhatikan, dengan memakai 18mm maka obyek akan relatif nampak lebih besar dari latar (botol biru nampak sangat kecil) sehingga bisa memicu kesalahpahaman akan kenyataan sebenarnya. Lagipula dengan memakai lensa lebar akan menghasilkan distorsi (lihat botol merah tampak miring). Dengan fokal 34mm mulai didapat perspektif yang lebih baik dan distorsi yang semakin kecil. Pada fokal 55mm didapatlah perspektif yang alami dan tanpa distorsi. Inilah mengapa lensa fix 50mm atau 55mm begitu populer, karena memiliki perspektif normal dan tanpa distorsi.
Jadi intinya adalah, lensa zoom dibuat untuk kemudahan kita dalam berganti sudut gambar, guna mendapatkan perspektif yang sesuai keinginan kita. Lensa zoom bukan untuk membuat orang malas bergerak sehingga lebih suka memakai zoom untuk mendekatkan yang jauh saja. Sebelum memotret, pikirkan dulu obyek apa yang akan kita foto (pemandangan, human interest atau benda yang jauh) lalu tentukan fokal berapa yang akan kita pakai, dan antisipasilah perspektif yang akan terbentuk nantinya. Jangan segan untuk maju mundur untuk bereksplorasi dengan perspektif, anda bisa memotret orang dengan jarak dekat memakai fokal yang wide untuk mendapat perspektif yang unik atau bisa saja memotret orang dari jarak jauh dengan fokal tele untuk mendapat perspektif normal, terserah anda. Satu lagi contoh mengenai berbagai fokal lensa dan perspektif yang dihasilkan :
Related posts:
wah makin tambah ilmu diriku.. trima kasih infonya..
nah ni ada simulasi focal lensa untuk nikon biar ndak cuman mbayangin aja.. langsung aja menuju tkp http://imaging.nikon.com/products/imaging/lineup/lens/simulator/